Example 728x250
Berita

Miris! Bocah SD di Kampar Dikeluarkan Kepsek Tanpa Alasan, Hidupnya Berakhir di Kebun Sawit!

3
×

Miris! Bocah SD di Kampar Dikeluarkan Kepsek Tanpa Alasan, Hidupnya Berakhir di Kebun Sawit!

Sebarkan artikel ini

Kampar – Suasana Desa Muara Mahat Baru, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, mendadak memanas!

Warga dibuat geram setelah terbongkar kisah memilukan tentang seorang anak SD Negeri 022 Muara Mahat Baru yang dikeluarkan secara sepihak oleh kepala sekolah, Buk Yen, tanpa alasan yang jelas.

Anak polos itu kini terpaksa bekerja sebagai pemungut brondolan sawit di kebun, meninggalkan bangku sekolah yang seharusnya menjadi tempatnya menimba ilmu.

“Sudah tiga tahun anak itu putus sekolah! Kepala sekolah yang memberhentikannya, katanya karena orang tuanya tidak mampu bayar kebutuhan sekolah. Padahal sekolah negeri itu gratis! Ini alasan yang tidak masuk akal!” ungkap salah seorang warga dengan nada tinggi, Selasa (7/10/2025).

Suara amarah warga kini mulai terdengar ke seluruh penjuru desa.

Mereka menilai keputusan sang kepala sekolah tidak manusiawi dan mencoreng dunia pendidikan di Kampar.

“Ini benar-benar keterlaluan. Anak kecil yang haus ilmu malah diputus harapannya oleh kepala sekolah sendiri! Kami minta Disdikpora Kampar jangan tutup mata, turun dan periksa kasus ini,” tegas warga lain dengan wajah geram.

Kabar tersebut kini menyebar cepat dan menimbulkan gelombang kecaman.

Warga menilai tindakan kepala sekolah tersebut telah melukai hati masyarakat kecil dan mengkhianati semangat pendidikan gratis yang dijanjikan pemerintah.

Sementara itu, kepala sekolah Buk Yen masih bungkam. Saat dicoba dikonfirmasi, ia tidak merespons panggilan maupun pesan dari awak media.

“Seolah bersembunyi, tak mau menjawab,” ujar salah satu warga yang mencoba menghubunginya.

Kini masyarakat menunggu langkah cepat dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kampar.

Mereka mendesak agar oknum kepala sekolah tersebut diperiksa dan diberi sanksi tegas.

Kasus ini menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan Kampar.

Sebuah ironi di tengah gencarnya program pemerintah tentang wajib belajar — ketika masih ada anak bangsa yang kehilangan masa depannya, bukan karena malas, tapi karena “dikeluarkan” dari sekolahnya sendiri.

 

📌My. Team

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *