GARUDASAKTI.ID – Malam yang seharusnya menjadi rutinitas jurnalistik biasa, berubah menjadi insiden penuh kekerasan bagi dua wartawan, Erwin (55) dan Yogi (24). Kedua jurnalis itu menjadi korban pemukulan brutal yang diduga dilakukan oleh Jupri (35), pria yang dikenal sebagai kolektor timah ilegal di lingkungan Matras, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka.
Insiden berdarah ini terjadi pada Rabu malam (21/5/2025) sekitar pukul 19.30 WIB, tepat di kediaman Jupri yang saat itu tengah dipenuhi warga. Erwin, wartawan suarakeadilan.com, bersama rekannya Yogi dari garudasakti.id, datang ke lokasi untuk menjalankan tugas jurnalistik mereka. Namun niat baik itu justru disambut dengan emosi membabi buta.
“Kami datang baik-baik untuk meliput, tiba-tiba Jupri bicara keras ‘Sementara kita lewat dulu ok om’, dan saat saya tanya maksudnya, tiba-tiba dia langsung memukul wajah saya,” ujar Erwin dengan nada geram saat ditemui di rumahnya, Kamis siang (22/5/2025).
Tak hanya wajah Erwin yang menjadi sasaran. Kepala bagian kiri atasnya juga sempat dihantam oleh tangan Jupri yang kala itu, menurut kesaksian Erwin, seperti ‘dirasuki amarah tak terkendali’. Bahkan, tubuh Erwin sempat terjatuh menghantam tanah usai didorong keras oleh pelaku.
“Saya tidak bisa mengelak karena tangan saya dipegang warga lain,” jelas Erwin.
Yogi pun tak luput. Wajahnya, tepat di bagian hidung, menerima bogem mentah dari Jupri. Tak cukup sampai di situ, HP milik Yogi dirampas, dibanting ke tanah hingga pecah tak bersisa.
“Kami wartawan, kami punya hak dan tugas dilindungi undang-undang! Tapi malam itu, profesi kami diinjak-injak. Saya dan Pak Erwin merasa dilecehkan secara fisik dan moral,” tegas Yogi dengan nada getir.
Malam itu juga, keduanya melaporkan peristiwa kekerasan tersebut ke Satreskrim Polres Bangka. Laporan resmi telah diterima dan kini penyidik sedang mendalami kasus dugaan penganiayaan ini.
Hingga berita ini diterbitkan, Jupri belum memberikan tanggapan atas konfirmasi yang dikirimkan oleh tim redaksi melalui pesan WhatsApp.
Peristiwa ini membuka mata banyak pihak soal risiko nyata yang dihadapi para jurnalis di lapangan, terutama saat meliput isu-isu yang menyangkut aktivitas ilegal.
“Kami minta aparat menindak tegas. Ini bukan sekadar penganiayaan, tapi upaya pembungkaman terhadap kebebasan pers!” tutup Erwin lantang.
Redaksi garudasakti.id akan terus mengawal kasus ini hingga ke meja hijau.