Pelalawan, 18 Januari 2025 – Aktivitas mafia BBM semakin berani. Sebuah rumah makan bernama Buk Sitik, yang berlokasi di Jl. Lintas Riau, Desa Kiyap Jaya, Kecamatan Bandar Seikijang, Kabupaten Pelalawan, diduga menjadi tempat penyalinan bahan bakar minyak (BBM) ilegal. Kejadian ini berlangsung terang-terangan pada Sabtu (18/1) sekitar pukul 09.28 WIB, dengan melibatkan sebuah mobil tangki berwarna merah putih sebagai sumber solar yang dipindahkan ke kendaraan milik jaringan mafia BBM.
Aksi ini dilakukan di siang bolong, diduga dengan pengawasan ketat dan kecepatan tinggi untuk menghindari deteksi. Warga setempat yang menyaksikan aktivitas mencurigakan ini merasa resah dan marah, karena praktik semacam ini tidak hanya merugikan negara, tetapi juga menjadi ancaman nyata bagi distribusi energi yang adil di wilayah tersebut.
“Kami sudah lama menduga tempat ini sering digunakan untuk aktivitas mencurigakan. Kami mendesak Polres Pelalawan segera bertindak. Tangkap para pelaku di lapangan dan ungkap siapa dalang besar di balik mafia minyak ini!” tegas salah satu warga yang geram dengan kejadian tersebut.
Tindakan penyalinan BBM ilegal ini jelas melanggar hukum, terutama Pasal 55 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, yang telah diperkuat melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Pelaku dapat dijatuhi hukuman hingga 6 tahun penjara dan denda mencapai Rp60 miliar.
Praktik ini tidak hanya menunjukkan keberanian para mafia BBM, tetapi juga memperlihatkan potensi adanya jaringan besar yang beroperasi dengan sistematis. Masyarakat menilai, tanpa keterlibatan oknum tertentu, aktivitas ini sulit terjadi secara terbuka.
Hingga saat ini, pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi terkait langkah yang akan diambil. Namun, masyarakat berharap pihak berwenang bertindak tegas dan memberikan efek jera kepada seluruh pihak yang terlibat, termasuk mereka yang menjadi otak utama dari jaringan mafia ini.
“Kami tidak ingin Pelalawan menjadi sarang mafia minyak. Jika ini dibiarkan, kerugian negara akan terus meningkat, dan masyarakat kecil yang paling menderita,” tutup warga yang berharap segera ada tindakan tegas dari aparat penegak hukum.