Example 728x250
Berita

Istri Kades Maki Aktivis, Bukannya Klarifikasi: Panik Hadapi Sorotan Publik

7
×

Istri Kades Maki Aktivis, Bukannya Klarifikasi: Panik Hadapi Sorotan Publik

Sebarkan artikel ini

Mandailing Natal, 30 Juni 2025 – Di tengah upaya mendorong transparansi pengelolaan Dana Desa, aktivis muda Rizal Bakri Nasution justru mendapat balasan tak layak dari pihak yang merasa terganggu. Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia itu mengaku dimaki secara pribadi oleh istri Kepala Desa Simpang Koje/Sordang setelah dirinya gencar menyuarakan dugaan praktik korupsi Dana Desa tahun anggaran 2023–2024.

“Pada tgl 29 Juni, Sekitar pukul 17.30 WIB, saya ditelepon istri Kepala Desa. Kurang lebih Selama 7 Menit, saya bukan hanya dihina secara pribadi, tetapi juga orang tua saya yang sudah wafat turut dimaki. Ini bukan reaksi spontan ini bentuk kemarahan terhadap suara kebenaran,” ungkap Bakri.

Ironisnya, bukan bantahan atau klarifikasi yang diterima Bakri atas tudingan penyimpangan dana desa, melainkan serangan verbal dari orang terdekat penguasa desa. Rekaman telepon tersebut kini telah diamankan dan siap dijadikan bukti hukum.

“Negara ini berdiri di atas hukum, bukan di atas ego pejabat desa. Kritik saya bukan fitnah, tapi berdasarkan kegelisahan masyarakat. Jika kritik dibalas dengan cacian, itu bentuk panik dari pihak yang merasa kuasanya terusik,” tambah Bakri.
Bakri juga menegaskan, kritiknya tak berdiri di ruang kosong. Sejumlah pembangunan desa dinilai janggal, tidak transparan, bahkan mengarah pada dugaan penggelembungan anggaran. Ia mendesak Inspektorat, Kepolisian dan Dinas PMD Kabupaten Mandailing Natal untuk segera turun tangan melakukan audit menyeluruh.

“Penyimpangan dana desa bukan isu kecil. Ini uang rakyat. Kalau tidak ada yang berani bersuara, maka korupsi akan terus tumbuh subur di desa. Dan hari ini, saya yang bersuara justru dimaki seolah bersalah,” katanya.

Langkah hukum sedang disiapkan oleh Bakri, termasuk laporan atas dugaan penghinaan melalui media elektronik sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Ia juga menegaskan tidak akan gentar menghadapi tekanan dari pihak mana pun.
“Rekaman ini bukan sekadar alat bukti. Ini cermin bagaimana kekuasaan kecil di tingkat desa bisa bertindak sewenang-wenang ketika dikritik. Tapi saya tidak mundur. Kalau perlu, kita buka semuanya ke publik,” pungkasnya.

Hingga berita ini diturunkan, Kepala Desa dan istrinya belum memberikan pernyataan resmi.
Namun tekanan terhadap aktivis mahasiswa yang vokal dalam isu korupsi Dana Desa jelas menjadi alarm bagi demokrasi desa yang makin krisis integritas.
(Tim).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *