Example 728x250
Berita

Diduga Lalai, Keluarga Ungkap Pengalaman Mengerikan di RS Awal Bros Sudirman Pekanbaru hingga Pasien Meninggal

30
×

Diduga Lalai, Keluarga Ungkap Pengalaman Mengerikan di RS Awal Bros Sudirman Pekanbaru hingga Pasien Meninggal

Sebarkan artikel ini

Pekanbaru – Duka mendalam bercampur amarah kini dirasakan keluarga seorang pasien yang meninggal dunia usai empat hari menjalani perawatan di Rumah Sakit Awal Bros Sudirman Pekanbaru. Mereka menuding pihak rumah sakit lalai dalam memberikan pelayanan, hingga mempercepat kematian orang tercinta.

Almarhum, yang masuk rumah sakit pada Jumat, 25 April 2025, awalnya masih menunjukkan kondisi yang stabil. Hari pertama, pelayanan rumah sakit dinilai cukup baik, dengan perawat yang sigap dan perhatian terhadap pasien.

Namun situasi berubah drastis mulai hari kedua. Menurut Fathullah, abang almarhum, pelayanan perlahan memburuk. “Hari pertama masuk, pelayanan bagus. Tapi hari kedua, ketiga, keempat, sangat mengecewakan. Seperti tidak ada perhatian lagi,” ungkapnya dengan nada bergetar menahan emosi.

Keluarga mendapati bahwa tugas-tugas dasar yang seharusnya menjadi tanggung jawab pihak rumah sakit, justru dilimpahkan sepenuhnya kepada keluarga pasien. Untuk kebutuhan seperti makan dan buang air besar, keluarga dipaksa turun tangan sendiri, sementara perawat hanya sebatas memberikan obat tanpa memperhatikan kebutuhan pasien yang lain.

Yang lebih memilukan, kata Fathullah, pada hari-hari berikutnya almarhum sudah mulai sulit makan. Ketika mencoba diberi makan menggunakan sonde – alat bantu makan melalui hidung – tubuh almarhum justru menolak keras hingga muntah-muntah.

“Dari bisa makan sendiri di hari pertama, jadi tidak bisa makan sama sekali. Kami yang harus suapi, rawat, bersihkan. Perawat hanya lewat, seperti tidak peduli,” lanjutnya.

Keluhan demi keluhan sudah disampaikan keluarga kepada petugas medis. Namun respons yang diterima sangat mengecewakan. Permintaan untuk segera menangani pasien yang buang air besar atau mengganti pampers yang sudah penuh air seni pun diabaikan. Akibatnya, pasien terbaring dalam kondisi mengenaskan, basah kuyup dan berbau pesing.

Tragedi mencapai puncaknya pada Senin dini hari, 28 April 2025. Sekitar pukul 05.00 WIB, keluarga melihat almarhum mulai tersengal-sengal, kesulitan bernapas karena tenggorokannya penuh dipenuhi lendir pekat.

Keluarga panik dan berulang kali meminta perawat untuk segera melakukan tindakan penyedotan lendir menggunakan alat medis yang tersedia. Tapi permohonan itu lagi-lagi tak dihiraukan.

“Kami lihat lendir sudah menumpuk, dia sudah sesak, kami minta disedot lendirnya. Tapi mereka cuma lihat saja, tidak bertindak,” kata Fathullah dengan mata berkaca-kaca.

Dalam kondisi kritis itu, waktu terasa berjalan sangat lambat. Keluarga berjuang sendiri, hanya bisa mengelus dada pasien sambil berharap ada mukjizat.

Namun hingga tiga jam berselang, pertolongan yang ditunggu tak kunjung datang. Akhirnya, pukul 08.00 pagi, almarhum menghembuskan napas terakhirnya, meninggalkan keluarga dalam kepedihan mendalam dan kemarahan yang membuncah.

“Kami merasa dia meninggal bukan hanya karena sakitnya, tapi karena kelalaian rumah sakit yang seharusnya merawat, tapi malah membiarkan,” ujar Fathullah dengan suara parau.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak Rumah Sakit Awal Bros Sudirman Pekanbaru belum memberikan klarifikasi resmi atas tuduhan kelalaian tersebut. Keluarga mempertimbangkan untuk menempuh jalur hukum demi mendapatkan keadilan atas apa yang mereka alami.

Tragedi ini kembali mengingatkan betapa pentingnya kesigapan dan empati dalam pelayanan kesehatan, karena dalam dunia medis, kelalaian sekecil apapun bisa berujung pada kehilangan nyawa manusia.

Awak media mencoba konfirmasi kepada pihak RS Awal Bros pada hari Selasa 29 April 2025 melalui perwakilan bernama Vani, Vani menyebutkan akan menghubungi pak fathullah terlebih dahulu.

“Seharusnya rumah sakit ternama seperti Rumah Sakit Awal Bros Sudirman memberikan pelayanan yang maksimal terhadap pasiennya, ini menambah deret permasalahan yang banyak dikeluhkan masyarakat” ujar Fathullah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *