Kampar – Suasana mencekam menyelimuti Pasar Kuok, Kabupaten Kampar, Sabtu sore (11/10/2025). Si jago merah tiba-tiba mengamuk, melalap 17 pintu ruko hanya dalam hitungan menit. Kepanikan pun pecah, teriakan warga berpadu dengan suara dentuman dan sirene pemadam kebakaran yang datang terlambat.
Kobaran api membumbung tinggi ke langit sore. Asap hitam menutupi pandangan, ribuan warga tumpah ruah ke jalan utama Pasar Kuok. Sebagian berusaha menyelamatkan barang dagangan, sementara yang lain hanya bisa pasrah menatap usaha mereka berubah menjadi abu.
Menurut saksi mata, api bermula dari deretan empat ruko di bagian belakang, lalu merembet cepat karena tiupan angin dan banyaknya bahan mudah terbakar.
“Awalnya cuma api kecil, tapi dalam hitungan menit langsung membesar. Semua orang panik,” ujar salah satu warga dengan wajah tegang.
Warga juga meluapkan kekecewaan terhadap respons Damkar Kampar yang dinilai lambat.
“Kebakaran terjadi sekitar pukul 15.23 WIB, tapi mobil pemadam baru datang 15.41 WIB. Api sudah telanjur besar, semua ruko habis dilahap,” keluh seorang pedagang yang kehilangan tempat usahanya.
Kadis Damkar Kampar Hendri Dunan, bersama Kasi Pemadam Lisa, turun langsung ke lokasi memimpin operasi. Sebanyak 25 personel dan 5 unit armada diterjunkan untuk menjinakkan amukan api yang telah membakar sebagian besar bangunan permanen.
Pihak Polsek Bangkinang Barat–Kuok pun bergerak cepat mengamankan area dan membantu evakuasi agar jalur mobil Damkar tidak terhambat.
Hingga sore, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan. Namun, kerugian material ditaksir mencapai miliaran rupiah.
Ruko yang terbakar di antaranya milik H. Eri (Toko Emas), Eman (Toko Emas), Dedek Suport (Peralatan Olahraga), Ujang Lado/cabe, Swalayan Aisyiyah, Swalayan Zano, Praktek dr. Syahrul Mubarak, dan Ruko AZ Pancing.
Diduga kuat, kebakaran ini dipicu korsleting listrik dari salah satu ruko bagian belakang. Namun, pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab pastinya.
Kini, yang tersisa di Pasar Kuok hanyalah puing hitam, bau asap, dan tangis para pedagang yang kehilangan tempat menggantungkan hidup.
“Semua habis… tak ada yang tersisa,” lirih seorang warga di antara tumpukan arang dan sisa logam hangus.
📌L/p: isar Topankk
