GARUDASAKTI ID – SEMARANG – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakannya bahwa sesuai dengan arahan Presiden Jokowi bahwa untuk membangun bangsa dan negara maka harus dimulai dari keluarga.
Oleh karena itu menurut Kepala BKKBN ini tepat kiranya momentum peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 tahun 2024 mengambil tema Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas.
“Begitu juga dengan Kampung Keluarga Berkualitas, sudah dikeluarkan Inpres nomor 3. (Kampung Keluarga Berkualitas) ini harus ada di seluruh Indonesia, artinya semua desa yang ada di Indonesia adalah menjadi Kampung Keluarga Berkualitas sesuai dengan Inpres tersebut,” ucapnya, dalam puncak peringatan Harganas ke 31 tahun 2024 disiarkan melalui YouTube BKKBN Official, Sabtu (29/6/24).
Hasto Wardoyo melanjutkan, ukuran kualitas keluarga itu ditentukan oleh 3 hal, yaitu indeks ketentraman keluarga, mandiri dan bahagia.
Dia mengungkapkan, saat ini angka indeks ketentraman keluarga di Indonesia berada pada angka 59,79, sedangkan indeks kemandirian berada pada angka 52,49 persen, dan indeks kebahagiaan berada pada angka 71,86.
“Paling tercapai adalah kebahagiaan angkanya 71,86, ini menunjukkan bahwa keluarga di Indonesia meskipun belum punya kemandirian yang baik, masih agak miskin-miskin sedikit, tapi Alhamdulillah bahagia. Inilah keluarga Indonesia,” katanya.
Hasto Wardoyo mengucapakan selamat karena provinsi-provinsi tertentu seperti Aceh, Bali, Kaltim, DIY, Kaltara itu memiliki Indeks Pembangunan Keluarga tertinggi secara nasional.
Selanjutnya dia juga menyampaikan selamat kepada provinsi dengan indeks kemandirian nya tertinggi di Indonesia seperti Kaltim, Riau, disusul provinsi lainnya.
Ia menyebutkan, dengan cukup tingginya nilai indeks kemandirian di provinsi tersebut, menunjukkan bahwa keluarga berkemakmuran di provinsi tersebut.
“Dari keluarga yang berkualitas diharapkan akan melahirkan anak-anak yang sehat, cerdas dan terbebas dari stunting,” ucapnya.
Kepala BKKBN tersebut menambahkan, stunting membawa dampak tidak cerdas dan pertumbuhan otaknya mengalami defisit sehingga kemampuan intelektual skillnya itu tidak optimal.
Oleh karena itu, dia mengajak semua pihak untuk membangun keluarga berkualitas, salah satu upayanya adalah bergegas memperbaiki angka-angka stunting.
“Semua ini adalah berhubungan dengan stunting. Oleh karena itu kita harus mempercepat penurunan stunting, semua tim bergerak dengan baik, ini adalah suatu upaya untuk memperbaiki itu semuanya,” tutupnya.
(Mediacenter Riau)