GARUDASAKTI ID – PERAWANG – Dunia pendidikan di Kabupaten Siak saat ini menghadapi tantangan serius akibat maraknya dugaan praktik pemerasan oleh oknum media dan LSM. Para oknum tersebut diduga kerap mendatangi sekolah-sekolah SD, SMP, SMA, dan SMK dengan tujuan meminta sesuatu disertai ancaman akan melaporkan kepada aparat penegak hukum jika tidak dipenuhi.
Menurut Wakil Ketua KNPI Riau, Ade Monchai, situasi ini sangat memprihatinkan. “Tidak masuk akal, dalam seminggu, kepala sekolah bisa menerima hingga lima kali kunjungan dari oknum media dan LSM dengan modus menakut-nakuti dan mengancam,” ujarnya. Bahkan, beberapa kepala sekolah terpaksa berhutang demi memenuhi permintaan oknum-oknum tersebut karena takut dengan ancaman yang diberikan.
Ade Monchai juga menyebutkan bahwa banyak kepala sekolah yang mengadu, baik secara langsung maupun melalui telepon. “Ada ibu kepala sekolah yang menelepon sambil menangis karena sudah tidak tahan dan bingung menghadapi situasi ini,” tambahnya.
Sejak berakhirnya program Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), laporan pengaduan dari sekolah-sekolah di Kabupaten Siak meningkat. Oknum media dan LSM mendatangi sekolah-sekolah saat proses belajar mengajar berlangsung, membawa map berisi kertas yang seolah-olah merupakan dokumen penting, sebagai alat untuk menekan kepala sekolah.
Ade Monchai meminta aparat penegak hukum seperti Polda Riau, Polresta Siak, Kejati Riau, dan Kejari Siak, serta Pemerintah Kabupaten Siak dan Dinas Pendidikan Provinsi Riau untuk memberikan perlindungan kepada kepala sekolah. “Kami menginginkan agar kepala sekolah merasa aman dan nyaman saat bekerja dan selama proses belajar mengajar berlangsung,” tegasnya.
Dalam waktu dekat, Ade Monchai akan mengundang para kepala sekolah dalam kegiatan silaturahmi untuk membahas permasalahan ini dan mencari solusi bersama.