Example 728x250
Berita

Pemuda Sakai Murka, Andika Sakai Tegaskan PT SIS Melawan Negara dan Mengancam Nyawa Rakyat

7
×

Pemuda Sakai Murka, Andika Sakai Tegaskan PT SIS Melawan Negara dan Mengancam Nyawa Rakyat

Sebarkan artikel ini

BENGKALIS — Tragedi berdarah kembali mengguncang konflik agraria di Kabupaten Bengkalis, Riau. Bentrokan brutal yang terjadi sejak siang hingga sore hari di kawasan perkebunan PT Sinerinti Sawit (PT SIS) memicu kemarahan keras masyarakat adat Sakai. Insiden ini dinilai bukan sekadar konflik antar pekerja, melainkan perlawanan terbuka terhadap negara.

Bentrokan tersebut melibatkan kelompok KSO PT Palma Agung Bertuah dengan karyawan PT SIS di atas lahan yang telah resmi disita oleh negara karena berada dalam kawasan hutan. Meski status hukum lahan sudah jelas, kekerasan justru pecah dan menimbulkan korban serius.

Informasi di lapangan menyebutkan adanya korban dengan luka tusuk, luka berat, bahkan hingga putus tangan, yang diduga kuat akibat tindakan brutal dalam konflik tersebut.

Andika Sakai: Ini Bukan Konflik Biasa, Ini Perlawanan Terhadap Negara

Ketua Suku Sakai se-Riau, Adika Sakai, dengan tegas mengecam insiden berdarah itu. Ia menilai tindakan mempertahankan lahan sitaan negara dengan kekerasan adalah kejahatan serius yang mencederai hukum, kemanusiaan, dan wibawa negara.

“Jika lahan yang sudah disita negara masih dipertahankan dengan kekerasan, maka ini bukan konflik biasa. Ini perlawanan terhadap negara dan ancaman langsung bagi nyawa rakyat,” tegas Adika Sakai.

Menurutnya, keberanian melakukan kekerasan di atas aset negara menunjukkan adanya arogansi korporasi yang merasa kebal hukum dan tidak menghormati otoritas negara.

Diduga Keras Terencana, Bukan Aksi Spontan

Adika Sakai juga menegaskan bahwa kekerasan tersebut mustahil terjadi tanpa komando. Ia menilai para pekerja lapangan hanya dijadikan tameng, sementara aktor utama berada di balik struktur pimpinan perusahaan.

“Kami tidak percaya ini aksi spontan. Karyawan hanyalah alat. Aktor intelektualnya harus diungkap, dan pimpinan PT SIS wajib diperiksa,” ujarnya.

Desakan Tangkap Pelaku dan Aktor Intelektual

Atas peristiwa tersebut, masyarakat adat dan Pemuda Suku Sakai Se-riau mendesak:

Kapolda Riau

Kapolres Bengkalis

Kapolsek setempat

serta seluruh aparat penegak hukum

untuk bertindak cepat, tegas, dan tanpa kompromi, dengan segera menangkap para pelaku di lapangan serta mengungkap pihak yang memberi perintah kekerasan.

Selain itu, mereka juga meminta Kejaksaan Tinggi Riau melakukan audit dan pemeriksaan menyeluruh terhadap PT SIS, karena diduga:

Mengabaikan status hukum lahan sitaan negara

Menimbulkan korban luka berat

Memicu keresahan sosial berkepanjangan

Berpotensi menyebabkan kerugian negara

Peringatan Keras Masyarakat Adat Sakai

Adika Sakai menegaskan bahwa masyarakat adat Sakai tidak akan tinggal diam. Mereka menyatakan akan mengawal kasus ini hingga tuntas, serta menuntut proses hukum yang transparan dan bertanggung jawab terhadap pimpinan PT SIS.

“Ini bukan sekadar soal perusahaan. Ini soal hukum, nyawa manusia, dan harga diri negara,” tegasnya.

Tragedi ini menjadi peringatan keras bahwa konflik agraria yang dibiarkan tanpa penegakan hukum tegas hanya akan melahirkan kekerasan dan korban baru. Kini publik menanti satu pertanyaan besar:

apakah negara benar-benar hadir, atau kembali kalah oleh kekuatan modal?**MDn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *