Empat Lawang – Suasana malam di Desa Muara Kalangan mendadak tegang. Kunjungan silaturahmi seorang awak media bersama keponakannya, Yesa, ke rumah Kepala Desa (Kades) Muara Kalangan, Fauzi, pada Kamis (20/11/25) sekitar pukul 19.30 WIB, berujung pada insiden yang diduga menunjukkan sikap arogan sang kades.
Awalnya, kedatangan mereka hanya untuk menanyakan informasi terkait penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT). Yesa mengaku tidak pernah menerima bantuan apa pun sejak Fauzi menjabat sebagai kepala desa, sehingga ia ingin memastikan kembali status namanya dalam data penerima bantuan.
Namun jawaban Kades Fauzi diduga justru memantik ketegangan. Ketika ditanya mengenai BLT, Fauzi disebut hanya menjawab singkat bahwa “BLT sudah habis.” Awak media kemudian memperjelas bahwa pertanyaan tersebut menyangkut pengajuan BLT untuk tahun anggaran berikutnya, namun Kades kembali menjawab ketus bahwa “BLT belum tentu ada tahun depan.”
Situasi makin panas saat awak media mempertanyakan keberadaan alokasi BLT dalam anggaran desa serta mekanisme tim seleksi penerima. Bukannya memberi penjelasan, Fauzi disebut tampak tidak nyaman dan mulai menghindari pertanyaan.
Kades kemudian meminta Yesa menyerahkan fotokopi KTP dan KK sebagai syarat pendataan. Namun Yesa menuturkan bahwa dirinya sudah berulang kali menyerahkan berkas tersebut kepada perangkat desa, tetapi tak pernah mendapat jawaban.
Puncaknya terjadi ketika awak media kembali menanyakan soal arah penyaluran bantuan desa. Kades Fauzi diduga tersulut emosi dan tiba-tiba melemparkan berkas asli KTP dan KK milik Yesa.
Berkas itu jatuh ke lantai, mengejutkan keduanya.
“Dengan kejadian ini saya bertanya, ada apa dengan pak kades? Bagaimana mungkin seorang pemimpin yang dipercaya masyarakat bersikap seperti itu? Jurnalis bertugas mencari informasi, bukan untuk dimarahi atau diperlakukan kasar,” kata pelapor.
Ia berharap pemerintah pusat maupun Pemkab Empat Lawang turun tangan menindaklanjuti insiden ini. Menurutnya, kejadian tersebut menjadi bukti perlunya pembinaan terhadap aparatur desa yang dinilai belum memahami etika komunikasi dan pelayanan publik.
✍️My. Tim











