Pekanbaru — Menanggapi pemberitaan yang beredar dan menuding adanya oknum wartawan yang diduga membela penimbun BBM ilegal serta menerima uang untuk “mengaburkan fakta”, awak media yang sebelumnya melakukan investigasi langsung menyampaikan bantahan keras atas tuduhan tersebut. Selasa 25 November 2025.
Pemberitaan yang menyebut bahwa awak media menerima uang untuk membela seseorang yang dikaitkan dalam isu penimbunan BBM bersubsidi—termasuk disebutnya nama Ali Akbar—dipastikan tidak benar dan tidak berdasar.
Awak media menegaskan bahwa selama proses peliputan, investigasi, dan verifikasi informasi di lapangan, tidak pernah ada pemberian uang, tekanan, arahan, atau komunikasi apa pun dari pihak manapun untuk memengaruhi isi pemberitaan.
“Sebagai jurnalis, kami bekerja berdasarkan fakta dan temuan lapangan, bukan berdasarkan pesanan, apalagi bayaran. Tuduhan tersebut sangat merugikan nama baik kami,” tegas salah satu awak media yang terlibat dalam investigasi.
Selain bantahan terkait penerimaan uang, awak media juga menilai sangat disayangkan bahwa nama Ali Akbar kembali diangkat dalam pemberitaan yang beredar, padahal hasil investigasi di lapangan menunjukkan bahwa beliau sama sekali tidak memiliki gudang BBM, baik di Jalan Pesantren maupun di Jalan Budi Luhur seperti yang dituduhkan sebelumnya.
Beberapa kali investigasi dilakukan, baik pagi maupun siang hari, dan hasilnya tidak ditemukan aktivitas penimbunan BBM, tidak ada fasilitas penyimpanan, serta tidak ada indikasi aktivitas ilegal di lokasi yang dituding sebagai gudang.
Namun sangat disayangkan, nama Ali Akbar masih terus diseret dan dikaitkan dengan isu penimbunan BBM, meskipun tidak ada bukti yang mendukung tuduhan tersebut.
“Kami justru turun ke lapangan dan membuktikan bahwa tidak ada aktivitas gudang BBM. Menyebut nama seseorang tanpa bukti yang jelas merupakan tindakan tidak profesional dan dapat merugikan pihak yang tidak bersalah,” tambah awak media.
Awak media mengimbau agar pihak manapun yang memuat informasi sensitif seperti dugaan penimbunan BBM untuk tetap mengedepankan etika jurnalistik, melakukan verifikasi, menguji informasi dari berbagai pihak, dan tidak serta-merta menyebut nama seseorang tanpa dasar yang jelas.
Pemberitaan yang bersifat menyerang personal tanpa bukti kuat bukan hanya merusak citra individu yang disebutkan, tetapi juga merusak kepercayaan publik terhadap media.
Awak media menegaskan bahwa pihaknya tetap berkomitmen untuk memberitakan fakta apa adanya sesuai temuan di lapangan, tanpa campur tangan atau kepentingan pihak manapun.













