Example 728x250
Berita

Aliansi Mahasiswa Indonesia Gelar Diskusi Menelisik Satu Tahun Kepemimpinan Prabowo–Gibran : Ajak Generasi Muda Terus Kawal dan Lanjutkan Visi Besar Prabowo–Gibran

7
×

Aliansi Mahasiswa Indonesia Gelar Diskusi Menelisik Satu Tahun Kepemimpinan Prabowo–Gibran : Ajak Generasi Muda Terus Kawal dan Lanjutkan Visi Besar Prabowo–Gibran

Sebarkan artikel ini

Jakarta, 6 Oktober 2025 — Aliansi Mahasiswa Indonesia menyelenggarakan diskusi publik bertajuk “Menelisik Satu Tahun Kepemimpinan Prabowo–Gibran: Capaian, Tantangan, dan Dukungan Generasi Muda” pada Senin (6/10) di Aula lt. 3 Universitas Kristen Indonesia , Jakarta.

Acara ini dihadiri oleh ratusan mahasiswa, akademisi, dan tokoh muda dari berbagai organisasi di Jakarta dan sekitarnya. Kegiatan dimulai pukul 13.00 WIB dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh Gabby, dilanjutkan doa oleh Nathasia, serta sambutan dari Charles Gilbert selaku Ketua Panitia dan Ruth Margareta Sihaan, Ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik UKI.

Dalam sambutannya, Charles Gilbert menekankan pentingnya ruang dialog akademik sebagai sarana refleksi dan evaluasi terhadap kebijakan pemerintah secara kritis namun tetap konstruktif. Ia juga mengajak generasi muda untuk bersikap objektif dalam melihat pemerintahan.

“Pemerintah itu harus kita lihat seperti pohon—ada akar, batang, dan dahan. Jika ada ranting yang rusak, maka potonglah ranting yang rusak itu, bukan pohonnya. Artinya, jika ada kebijakan yang keliru atau pejabat yang menyimpang, yang perlu dibenahi adalah bagiannya, bukan seluruh sistem pemerintahannya,” ujar Charles.

Acara ini bertujuan untuk mengevaluasi capaian dan tantangan pemerintahan Prabowo–Gibran pada tahun pertamanya, serta menggali pandangan generasi muda terhadap arah kebijakan nasional. Diskusi dipandu secara interaktif dengan menghadirkan tiga pembicara utama dari latar belakang akademisi, aktivis mahasiswa, dan influencer muda.

Pembicara pertama, Fransiskus Xaverius Gian, Dosen FISIPOL UKI, menilai pentingnya pengelolaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui Koperasi Merah Putih agar tidak dijadikan alat politik. Ia menekankan penguatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai kunci peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan.

Fransiskus juga mendukung langkah pemerintah dalam memperkuat militer, termasuk peningkatan jumlah komponen cadangan, sebagai bentuk penguatan ketahanan nasional.

Selain itu, ia menyoroti perlunya menteri koordinator yang berasal dari ketua umum partai politik untuk memastikan proses transformasi pemerintahan berjalan efektif dan tidak mengalami penjegalan kebijakan.

“Petani Indonesia harus memiliki kedisiplinan dan etos kerja tinggi, belajar dari pola tata kelola pertanian yang dibantu oleh TNI,” tegasnya.

Sementara itu, Gangga Listiawan, Bendahara Umum BEM PT NU Se-Nusantara, menyampaikan bahwa kebijakan MBG sangat membantu masyarakat, terutama dalam sektor ekonomi. Ia mengajak mahasiswa untuk berperan aktif menciptakan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pasar industri agar lulusan lebih siap menghadapi dunia kerja.

Selain itu, ia menekankan pentingnya pemerataan akses dan infrastruktur guna mendukung keberhasilan seluruh program pemerintah. “Mahasiswa harus menjadi bagian dari solusi, bukan hanya pengkritik. Kritik boleh, tapi harus disertai gagasan konstruktif,” ujarnya.

Di sisi lain, Kevin Geraldi, influencer muda, menilai kebijakan MBG sudah strategis dan bermanfaat bagi masyarakat. Namun, ia mengingatkan bahwa apabila terjadi kesalahan teknis di lapangan, mahasiswa sebaiknya memberikan masukan secara konstruktif kepada pemerintah.

Kevin juga menegaskan agar kesalahan teknis yang dilakukan oleh oknum jangan dijadikan alat politisasi oleh pihak tidak bertanggung jawab. Ia mengapresiasi keberanian Presiden Prabowo Subianto dalam memberantas korupsi, termasuk pengungkapan kasus minyak oplosan Rizad Chalid yang menurutnya menunjukkan komitmen pemerintah menjaga stabilitas nasional.

“Mahasiswa harus lebih cermat dalam mengelola informasi digital dan tidak mudah terpengaruh oleh berita hoaks,” tambahnya.

Diskusi yang berlangsung hampir tiga jam ini berjalan interaktif dan kondusif. Para peserta aktif memberikan tanggapan serta pertanyaan terkait kebijakan pemerintah di bidang pendidikan, ekonomi, dan pertahanan nasional.

Menutup acara, moderator menyimpulkan bahwa seluruh pembicara sepakat mengenai pentingnya peran generasi muda dalam mengawal arah pembangunan nasional.

Para pemateri juga menegaskan bahwa dukungan generasi muda terhadap pemerintah tidak berarti kehilangan sikap kritis, tetapi justru menjadi bentuk partisipasi aktif dalam menjaga demokrasi yang sehat dan kebijakan yang berpihak pada rakyat.

Melalui kegiatan ini, Aliansi Mahasiswa Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus menjadi wadah refleksi, edukasi, dan kolaborasi bagi mahasiswa Indonesia dalam membangun bangsa yang maju, mandiri, dan berkeadilan sosial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *