PEKANBARU – Delapan bulan sudah masa kepemimpinan Walikota Pekanbaru Agung Nugroho dan Wakil Walikota Markarius Anwar berjalan. Namun, sejumlah kritik sekaligus pengingat mulai bermunculan dari tokoh masyarakat, salah satunya datang dari Masril Ardi, yang menilai pasangan ini harus lebih serius dalam menjalankan tagline “Kolaborasi” yang mereka gaungkan sejak awal.
Menurut Masril, ada fakta penting yang tidak boleh dilupakan. Pasangan Agung–Markarius hanya didukung sekitar 20 persen dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) saat Pilkada lalu. Angka ini, kata dia, menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Pekanbaru belum tentu berada di belakang mereka. Karena itu, upaya merangkul seluruh elemen warga kota menjadi sangat penting.
“Tagline kolaborasi jangan sekadar slogan politik. Kalau ingin membangun Pekanbaru dengan dukungan penuh, maka harus benar-benar terbuka dan merangkul semua pihak. Jangan pilih-pilih, apalagi hanya mengandalkan pendukung saat Pilkada. Karena tidak ada jaminan mereka akan tetap setia mengawal program,” ujar Masril.
Meski kritik tersebut cukup tajam, Masril menegaskan bahwa dirinya adalah salah satu dari barisan pendukung Agung Nugroho saat Pilkada. Justru karena merasa bagian dari perjuangan, ia merasa perlu untuk mengingatkan agar janji kampanye benar-benar dijalankan.
“Saya bagian dari tim pendukung beliau. Tapi bagi saya, dukungan bukan berarti diam saja. Saya akan tetap mendorong agar program kerja dan janji-janji kampanye benar-benar diwujudkan. Jika ada yang belum berjalan, ya kita ingatkan, karena masyarakat menunggu realisasi itu,” tegasnya.
Masril menilai, kepemimpinan yang hanya mengandalkan loyalitas kelompok pendukung akan menimbulkan jarak dengan masyarakat luas. Sementara jika seluruh potensi warga Pekanbaru dapat dihimpun, maka agenda pembangunan bisa berjalan lebih cepat dan efektif.
Delapan bulan bukanlah waktu yang panjang, namun cukup untuk menunjukkan arah kepemimpinan. Warga Pekanbaru kini menanti, apakah janji kampanye Agung Nugroho–Markarius benar-benar bisa diwujudkan, terutama terkait pembangunan infrastruktur kota, penataan birokrasi, dan penguatan layanan publik.
“Kalau program-program besar ini ingin sukses, maka pintu kolaborasi harus dibuka selebar-lebarnya. Jangan takut merangkul kelompok yang dulu berbeda pilihan. Karena pada akhirnya, yang dinilai bukan siapa yang mendukung di Pilkada, tapi sejauh mana kepemimpinan ini menghadirkan manfaat nyata untuk masyarakat,” tutup Masril.
Kini, sorotan publik tertuju pada bagaimana Walikota Agung Nugroho dan Wakilnya Markarius Anwar membuktikan diri. Apakah tagline Kolaborasi hanya sekadar retorika politik, atau benar-benar menjadi pondasi untuk membangun Pekanbaru yang lebih baik.
Delapan bulan awal pemerintahan menjadi cerminan penting, apakah pasangan ini mampu menjaga kepercayaan, bukan hanya dari 20% pemilih yang dulu mendukung, tapi dari seluruh warga Pekanbaru yang menaruh harapan besar pada kepemimpinan baru.**
Masril Ardi
Ketua Forum Pekanbaru Kota Bertuah (FPKB)