Burkina — Sosok muda bernama Ibrahim Traoré, Presiden Burkina Faso, kini menjadi sorotan dunia berkat langkah revolusionernya dalam mengelola kekayaan sumber daya alam negaranya. Di bawah kepemimpinannya, pendapatan negara dari sektor tambang emas melonjak drastis—dari hanya $1 miliar menjadi $18 miliar per tahun, atau setara lebih dari Rp292 triliun.
Traoré mengambil keputusan berani dengan menghentikan dominasi perusahaan-perusahaan asing dalam mengelola tambang emas Burkina Faso. “Hasil tambang emas bukan lagi untuk negara Barat, tapi sepenuhnya untuk rakyat Burkina Faso,” tegasnya dalam pernyataan publik yang memicu gelombang dukungan dari masyarakat Afrika.
Keuntungan fantastis dari sektor tambang itu langsung dialokasikan untuk membangun infrastruktur, sektor pendidikan, hingga memperkuat sistem keamanan nasional. Traoré membuktikan bahwa sumber daya alam bisa dikelola mandiri untuk kepentingan rakyat, bukan untuk memperkaya pihak asing.
Langkah visioner ini memantik apresiasi dari berbagai kalangan. Banyak yang menyebut Traoré sebagai simbol kebangkitan baru Afrika, karena berani melawan ketergantungan terhadap kekuatan asing dan memperjuangkan kedaulatan ekonomi negaranya.
Tak hanya rakyat Burkina Faso, kepemimpinan Traoré juga mulai menginspirasi negara-negara Afrika lainnya untuk bangkit dan mengelola kekayaan alamnya secara mandiri. Ia menjadi bukti nyata bahwa kepemimpinan muda mampu membawa perubahan besar, selama berani menempatkan kepentingan rakyat di atas segalanya.(*)
