Jakarta – Efisiensi yang menjadi kebijakan Presiden Prabowo Subianto dalam menjalankan program Asta Cita, sepertinya tak berlaku di PT PLN (Persero).
Pemborosan justru diduga kuat secara masif terus terjadi di salah satu BUMN tersebut. Parahnya, situasi itu terjadi di saat PLN juga kesulitan melakukan penagihan tunggakan terhadap pelanggan, khususnya pelanggan rumah tangga karena perekonomian masyarakat yang kini terus merosot.
Bukan sekadar isapan jempol. Jika sebelumnya hal itu terlihat dari aksi hura-hura PLN lewat berbagai event akbar, kali ini pemborosan itu terlihat dari sejumlah proyek yang dirasa sangat tidak layak dilakukan di saat pemerintah mengencangkan ikat pinggang.
Hasil investigasi wartawan, proyek yang ditaksir menelan biaya hingga puluhan miliar itu, meliputi renovasi basement parkiran untuk Direktur Utama dan Executive Vice President, hingga pembangunan kamar rahasia untuk sang Dirut Darmawan Prasodjo.
Misalnya untuk renovasi basement parkiran itu, PLN melakukan pengecatan lahan parkir menggunakan epoxy coating.
Lantai epoxy adalah lapisan resin epoxy yang diaplikasikan di atas permukaan beton. Lantai epoxy digunakan untuk memberikan ketahanan terhadap noda, bahan kimia yang tumpah dari mesin mobil, dan menambah masa pakai lantai. Lantai epoxy juga dapat meningkatkan daya tahan lantai terhadap beban dan pergerakan kendaraan. Berdasarakan data, biaya epoxy coating ini antara Rp60.000 sampai Rp500.000 permeter persegi.
Bukan itu saja, dalam proyek yang disetujui EVP Umum PLN Arsyadani Ghana Akmalaputri Itu, juga melakukan pemasangan lampu taman serta pembaharuan tiga ruang rapat lantai di lantai 16 Kantor PLN Pusat, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan dan Wisma Tirtayasa Nomor 99.
Bahkan di Wismatirtayasa 99, kabarnya sengaja dia buatkan kamar khusus Dirut yang kedap suara dan anti sadap, layaknya bangunan sekelas bintang 5.
Begitu juga di Lantai 16 Kantor PLN Pusat di Jalan Trunojoyo yang awalnya kosong, juga dibangun lapangan badminton dan ruang rapat khusus. Di lantai itu juga, turut dibangun kamar ganti khusus Dirut lengkap dengan kasur didalamnya dan kamar ganti EVP TCO.
“Infonya yang ngerjai proyek itu rekaman Pak Dirut,” ucap sumber di PLN Pusat, Senin (5/5/2025).
Lanjut sumber, proyek itu nilainya mencapai puluhan miliar rupiah. Namun isunya dilakukan tanpa melewati proses tender.
“Lah kan memang nilainya puluhan miliar, tapi Penunjukan Langsung karena itu dibagi sejumlah paket, dipecah-pecah gitu, jadi nilainya kan jadi kecil,” imbuh sumber.
*Arsya Srikandi PLN Berpengaruh*
Kembali lagi kepada sosok EVP Umum PLN Arsyadani Ghana Akmalaputri. Srikandi PLN ini ternyata dikenal sangat memiliki pengaruh besar di lingkungan perusahaan strum berplat merah itu.
Semuanya tak terlepas dari kedekatannya dengan Darmawan Prasodjo. Tak heran, semua kebijakannya, selalu mendapat lampu hijau dari Darmo sebagai orang nomor satu di PLN.
Bahkan informasinya, wanita yang akrab disapa Arsya ini, mampu mendongkrak jabatan suaminya beberapa tingkat, meski peringkatnya belum mencukupi.
“Iya, sebelumnya suaminya yang bernama Rahmad Mulia hanya Manager Sub Bidang (MSB) di PLN UIP Jatim. Tapi kini langsung menduduki jabatan SRM KKU di PLN UID Banten,” bener sumber.
Dikatakan sumber lagi, jelas lompatan jabatannya sangat luar biasa dan tanpa mengikuti prosedur berjenjang. “Kalau sesuai jenjang, kan dia harusnya menjabat dulu jadi manajer unit, tapi ini kan langsung naik dua tingkat. Memang luar biasa Bu Arsya,” cibir sumber.