Example 728x250
Berita

Pengadaan E-Book di Disdik Bengkalis: Efektif atau Tidak Bagi Sekolah?

7769
×

Pengadaan E-Book di Disdik Bengkalis: Efektif atau Tidak Bagi Sekolah?

Sebarkan artikel ini

Bengkalis – Pengadaan e-book untuk sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Bengkalis terus berlanjut dalam dua tahun terakhir. Namun, efektivitas program ini masih menjadi tanda tanya, terutama terkait manfaatnya bagi sekolah-sekolah penerima.

Pada APBD Perubahan 2023, Dinas Pendidikan Bengkalis mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 11 miliar untuk SD dan Rp. 10 miliar untuk SMP. Program ini diumumkan pada November 2023 dalam sistem Rencana Umum Pengadaan (RUP). Pengadaan dilakukan melalui metode e-purchasing (e-katalog), dengan CV. Sinergi Prima Magna sebagai penyedia yang beralamat di Surakarta, Jawa Tengah.

Namun, dari total pagu yang dianggarkan, hanya Rp. 4,39 miliar yang berhasil dieksekusi untuk masing-masing jenjang pendidikan. Paket e-book yang tersedia di e-katalog sektoral Kemdikbud mencakup 1.277 judul buku untuk SMP dan 1.170 judul buku untuk SD, dengan harga paket Rp. 250 juta per sekolah.

Pada APBD Perubahan 2024, Dinas Pendidikan Bengkalis kembali menganggarkan dana untuk pengadaan e-book, masing-masing Rp. 5 miliar untuk SD dan SMP. CV. Sinergi Prima Magna kembali menjadi penyedia dengan harga paket e-book yang mengalami penyesuaian.

Pada 14 Oktober 2024, produk e-book kembali tayang di e-katalog sektoral Kemdikbud dengan rincian sebagai berikut:

Paket e-book SMP: Rp. 200 juta, terdiri dari 866 judul buku, dilengkapi dengan Kubuku Library BOX dan 10 tablet.

Paket e-book SD: Rp. 200 juta, terdiri dari 836 judul buku, dilengkapi dengan Kubuku Literasi BOX dan 10 tablet.

Dari sisi distribusi, program ini dinilai kurang merata. Dari total 362 sekolah setingkat SD se-Kabupaten Bengkalis hanya 47 Sekolah yang menerima e-book. Begitu pula dengan jenjang SMP, hanya 47 dari 107 sekolah SMP yang mendapatkan fasilitas ini.

Ketua LSM KIB Riau, Hariyadi, SE, menyoroti bahwa masih banyak sekolah yang belum menerima manfaat dari program ini. Selain itu, belum ada evaluasi menyeluruh terkait efektivitas e-book dalam meningkatkan literasi dan kualitas pembelajaran di sekolah.

“Dari sisi manfaatnya, apakah sekolah-sekolah SD dan SMP benar-benar merasakan dampak positif dari keberadaan e-book ini? Ini yang perlu kita pertanyakan,” ujar Hariyadi.

Program ini memang bertujuan untuk mendukung digitalisasi pendidikan, tetapi implementasinya harus dipastikan tepat sasaran dan benar-benar bermanfaat bagi sekolah-sekolah yang menerimanya. Ke depan, transparansi dan evaluasi penggunaan e-book ini menjadi penting agar anggaran yang digelontorkan dapat memberikan hasil yang maksimal bagi pendidikan di Bengkalis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *