Example 728x250
Artikel

Meningkatkan Kualitas Pemuda Muslim Demi Menuju Indonesia Yang Lebih Baik

4944
×

Meningkatkan Kualitas Pemuda Muslim Demi Menuju Indonesia Yang Lebih Baik

Sebarkan artikel ini

Indonesia adalah negara berkembang dengan populasi terbanyak ke-4 di dunia. Indonesia memiliki sekitar 283 juta penduduk, yang mana diperkirakan ada bayi yang lahir setiap 7 detik di Indonesia. Sekitar 20-25% dari total penduduk Indonesia merupakan remaja, pemuda-pemudi yang konon dikatakan bisa mengubah dunia menurut Soekarno. Lalu, kenapa negara kita masih menjadi negara berkembang walau memiliki pemuda-pemudi sebanyak itu?

McKinsey Global Institute pada tahun 2012, pernah memprediksi bahwa Indonesia akan menjadi negara ke-7 dalam ekonomi dunia pada tahun 2030. PricewaterhouseCoopers (PwC), sebagai salah satu dari empat penyedia jasa auditor besar di dunia bahkan memprediksi Indonesia akan menjadi negara ke-4 dalam ekonomi dunia pada tahun 2050. Hal ini terbilang mengejutkan, melihat Indonesia yang masih terlihat tidak baik-baik saja.

Melihat adanya perkiraan tersebut, membuktikan ada hal yang bisa kita perbaiki sehingga perkiraan tersebut akan benar-benar menjadi kenyataan. Kita harus melihat kembali kunci-kunci dari majunya peradaban, yaitu pemuda-pemudi kita. Di waktu ini, banyak sekali remaja-remaja yang terlibat masalah di kehidupan mereka. Masalah tersebut seperti terikat dengan pinjaman Online dan judi Online, hubungan dan hamil di luar nikah, putus sekolah, dan masih banyak lagi.

Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki populasi muslim terbesar di dunia, yaitu sekitar 242 juta penduduk. Indonesia, sebagai negara dengan muslim terbanyak di dunia, masih menjadi negara berkembang. Hal ini dikarenakan kualitas orang-orang muslim yang masih rendah, baik secara akal maupun jiwanya.

Setelah mengetahui kondisi remaja-remaja kita di atas, ada beberapa hal yang bisa dilakukan kita sebagai orang Islam di negara kita saat ini:

Melaksanakan Shalat 5 Waktu

Walaupun hal ini terkesan sepele, namun Shalat merupakan kunci penting bagi orang Islam agar bisa terus maju di kehidupannya. Shalat merupakan sarana orang Islam berkomunikasi dengan Allah SWT. Ketika kita ingin maju di dunia yang penuh cobaan ini, kenapa tidak mau meminta bantuan dari yang membuat dunianya?

2. Memperbanyak Ilmu
Menambah ilmu di sini tidak selalu tentang ajaran Islam, tetapi ilmu-ilmu lain seperti yang diajarkan di sekolah, atau ilmu yang berguna di kehidupan saat dewasa nanti. Di zaman sekarang, sangat mudah untuk mencari informasi karena adanya internet, begitu pula dengan ilmu. Sebagai remaja muslim yang baik, sebaiknya kita memanfaatkan internet dengan baik juga. Hal ini bisa mengurangi tingkat kebodohan para remaja dan memperbaiki kualitas SDM di negara kita nanti

3. Berinteraksi dengan Lingkungan Sekitar Kita
Hal ini termasuk berbicara dengan tetangga, mengikuti kegiatan sosial, dan lain-lain. Mengenal orang di sekitar kita dan berkontribusi dalam menjaga dan memperbaiki lingkungan kita merupakan sarana latihan yang baik sebelum menjaga dan memperbaiki negara kita. Dengan berinteraksi dengan tetangga, para remaja akan belajar cara berinteraksi dengan masyarakat.

4. Membaca Al-Quran dan Memperbanyak Zikir
Dengan membaca Al-Quran dan memperbanyak zikir, jiwa kita akan menjadi lebih tenang. Jika kita belum bisa membaca Al-Quran, alangkah baiknya kita mulai mempelajarinya. Ganjaran membaca Al-Quran adalah mendapatkan 10 kebaikan di setiap hurufnya, dan 2 kebaikan bila terbata-bata atau masih belajar. Zikir tidak hanya dilakukan di setelah Shalat kita, akan tetapi di berbagai tempat kita masih melakukannya. Hal ini dikarenakan Zikir meliputi bagaimana kita mengingat Allah SWT, baik itu mengucap tahmid (Alhamdulillah) ketika mendengar kabar baik, atau tasbih (Subhanallah) ketika takjub melihat ciptaannya.

Selain empat hal yang disebutkan sebelumnya, masih ada banyak hal lain yang bisa dilakukan remaja-remaja muslim sekarang. Tetapi, empat hal yang disebutkan sebelumnya merupakan dasar agar remaja bisa meningkatkan kualitas mereka sebagai penggerak suatu negara, sebagai agen perubahan, dan sebagai muslim yang bermanfaat bagi yang lainnya.

Penulis: Abdurrahman Fathi Mubarok, Mahasiswa STMIK Tazkia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *