GARUDASAKTI.ID – Madina – Pesantren Musthafawiyah, yang terletak di Mandailing Natal, Sumatera Utara, memiliki peran penting dalam konteks perpolitikan daerah. Sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam terkemuka, pesantren ini tidak hanya fokus pada pendidikan agama, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan dalam pembentukan karakter dan nilai-nilai masyarakat. Selasa 22 Oktober 2024.
Didirikan pada awal abad ke-20, Musthafawiyah telah menjadi pusat pendidikan yang melahirkan banyak tokoh dan pemimpin lokal. Pesantren ini mengedepankan kurikulum yang menggabungkan ilmu agama dengan pengetahuan umum, sehingga menghasilkan lulusan yang tidak hanya berkompeten dalam bidang keagamaan tetapi juga memahami dinamika sosial dan politik.
Pendidikan Kader Pemimpin Musthafawiyah berfungsi sebagai tempat pendidikan kader-kader pemimpin. Banyak alumni pesantren ini yang terlibat dalam dunia politik, baik sebagai anggota legislatif, kepala daerah, maupun tokoh masyarakat. Mereka membawa nilai-nilai yang diajarkan di pesantren, seperti keadilan, amanah, dan pengabdian kepada masyarakat.
Pesantren Musthafawiyah juga berperan dalam membentuk opini publik. Melalui pengajian, seminar, dan diskusi, Musthafawiyah menjadi tempat untuk mendiskusikan isu-isu terkini yang berkaitan dengan politik dan kebijakan publik. Dengan demikian, pesantren ini mampu mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap berbagai isu.
Alumni Musthafawiyah memiliki jaringan yang luas, baik di kalangan masyarakat lokal maupun di tingkat nasional. Hal ini memudahkan mereka untuk berkolaborasi dalam berbagai program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti pemberdayaan ekonomi dan pendidikan.
Tokoh agama memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat, tidak hanya dalam aspek spiritual, tetapi juga dalam tatanan sosial dan politik. Ada beberapa alasan mengapa kehadiran tokoh agama dalam dunia politik sangat penting.
Tokoh agama sering kali menjadi panutan dalam hal moral dan etika. Dengan keterlibatan mereka dalam politik, mereka dapat memberikan arah dan panduan yang berlandaskan pada nilai-nilai keagamaan, sehingga keputusan politik yang diambil lebih berpihak kepada keadilan dan kebaikan bersama.
Agama memiliki kekuatan untuk menyatukan masyarakat yang beragam. Tokoh agama bisa berperan sebagai jembatan antara berbagai kelompok, menciptakan dialog dan kerjasama di antara mereka, serta meredakan konflik yang mungkin muncul dalam masyarakat plural.
Kehadiran tokoh agama dalam politik dapat mendorong pemerintah untuk mengedepankan kebijakan yang mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial. Mereka bisa memperjuangkan isu-isu yang berkaitan dengan kesejahteraan umat, seperti pendidikan, kesehatan, dan perlindungan hak asasi manusia.
Tokoh agama memiliki platform untuk mendidik masyarakat tentang pentingnya partisipasi politik dan hak-hak mereka. Dengan pemahaman yang lebih baik, masyarakat dapat terlibat aktif dalam proses demokrasi dan pengambilan keputusan.
Dengan terlibat dalam politik, tokoh agama dapat membantu mencegah penyebaran ideologi ekstrem dan radikal. Mereka bisa menawarkan narasi alternatif yang lebih damai dan inklusif, sehingga masyarakat tidak terjebak dalam pemikiran yang merugikan.
Keterlibatan tokoh agama dalam dunia politik sangat krusial untuk membangun masyarakat yang lebih adil, damai, dan sejahtera. Dengan nilai-nilai yang mereka bawa, mereka dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa dan memperkuat ikatan sosial di antara masyarakat.
Syekh Musthafa Husein, Abdullah Musthafa, dan Riadoh Rangkuti adalah bagian dari keluarga besar PonPes Musthafawiyah Purba Baru dan juga tokoh penting dalam sejarah politik Mandailing Natal. Mereka tidak hanya dikenal sebagai pemimpin agama, tetapi juga sebagai pelopor perubahan di daerah Mandailing Natal.
Syekh Musthafa Husein dikenal karena dedikasinya dalam mengembangkan pendidikan agama dan sosial. Ia berperan dalam memperkuat sumber daya melalui pesan-pesan moral dan etika. Dari sejarahnya beliau juga pernah menjadi anggota Konstituante (DPR) mewakili Provinsi Sumatera Utara. Abdullah Musthafa, sebagai anak Syekh Musthafa Husein melanjutkan warisan tersebut dengan aktif terlibat dalam politik untuk mewujudkan kemajuan daerah Mandailing Natal, beliau juga berperan dalam hubungan dan kerjasama yang dibangun beliau dengan pemerintah terutama melalui jalur TNI, dimana pada tahun 1984-1995 hampir semua pejabat TNI telah melakukan kunjungan di pesantren Musthafawiyah Purba Baru.
Riadoh Rangkuti, sebagai menantu Abdullah Musthafa, ikut berkontribusi dalam memajukan Mandailing Natal melalui berbagai inisiatif sosial dan politik, dibuktikan dengan Riadoh pernah menduduki jabatan anggota DPRD Mandailing Natal 2004-2019. Mereka bertiga yang keluarga besar ponpes musthafawiyah pernah mengikuti perpolitikan guna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperjuangkan hak-hak rakyat, dan memperbaiki infrastruktur.
Perjuangan mereka di dunia politik bukan hanya untuk kekuasaan, tetapi lebih kepada membangun daerah dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Mandailing Natal. Mereka menyadari bahwa politik adalah sarana penting untuk mencapai perubahan yang signifikan dan berkelanjutan. Melalui kolaborasi dan dedikasi, mereka berhasil meninggalkan warisan yang tak terlupakan bagi generasi selanjutnya.
Harun Musthafa Nasution, sebagai zurriat Syekh Musthafa Husein, memegang peranan penting dalam konteks Pilkada Madina. Keterlibatannya tidak hanya sekadar nama besar, tetapi juga melibatkan nilai-nilai dan warisan yang dibawa oleh keluarganya baik dari segi warisan spritual, sosial, keterwakilan masyarakat, komitmen terhadap pembangunan dan inspirasi bagi generasi muda.
Keterlibatan Harun Musthafa Nasution dalam Pilkada Madina sangat penting tidak hanya sebagai figur publik, tetapi juga sebagai penjaga nilai-nilai luhur yang diturunkan dari Syekh Musthafa Husein. Harun memiliki kesempatan untuk membawa perubahan positif yang dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat, menjadikan Madina lebih maju dan sejahtera.
Pendok Pesantren Musthafawiyah memiliki peran strategis dalam perpolitikan Mandailing Natal. Dilihat dari sejarah pendirnya yaitu Syekh Musthafa Husein sampai pada generasi seterusnya tak terlepas dari dalam dunia politik. Dengan mendidik generasi muda yang berintegritas dan berwawasan luas, pesantren ini tidak hanya mencetak pemimpin, tetapi juga berkontribusi pada pembentukan masyarakat yang lebih baik. Diharapkan tulisan ini menjadi salah satau referensi dan penambah pengetahuan bagi masyarakat yang termakan isu bahwa Ponpes Musthafawiyah Purba Baru dijadikan sebagai alat politik, karena dari sejarahnya PonPes Musthafawiyah tidak terlepas dari perpolitikan dalam membangun generasi di Mandailing Natal.
(Magrifatulloh).